Temuan yang dikemas dalam sebuah karya tulis itu ternyata memenangi Scripta Research Festival 2015 di Medan. Mereka mengalahkan tim dari berbagai perguruan tinggi termasuk Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada.
“HIV/AIDS memang harus didiagnosis secara cepat agar kita dapat segera melakukan tindakan mencegah penyebarannya,” kata Rahmi.
Sebelumnya memang tak ada alat untuk mendiagnosis secara cepat penyakit mematikan itu. Peralatan yang ada masih memiliki kelemahan dan harganya sangat mahal.
“Untuk itu kami mencoba membuat alat diagnosis yakni Latex Aglutination Test. Ini seperti metode tes kehamilan yang simpel dan akurat,” kata Rahmi.
Untuk membuatnya, Rahmi, Rezeki dan Rina harus berpikir keras. Untungnya mereka memiliki kegiatan yang sama. Ketiganya sama-sama aktif di Kelompok Studi Islam (KSI) Asy Syifa. Dengan demikian mereka setiap saat bisa berdiskusi. Semua akhirnya bisa diselesaikan dalam tiga pekan.
