Peringatan Isra' Mi'raj di Istana Negara bbrapa hr yg lalu.. Perhatikan bacaan Al-Qur'annya.. Pertama dalam Sejarah Indonesia..
Ust Itang Rusmana, Lc:
✅ فقد روى الترمذي أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «اقرءوا القرآن بلحون العرب وأصواتها، وإياكم ولحون أهل الكتاب والفسق، فإنه سيجيء بعدي أقوام يرجعون بالقرآن ترجيع الغناء والنوح لا يجاوز حناجرهم، مفتونة قلوبهم وقلوب الذين يعجبهم شأنهم».
✅ Bacalah Alquran dbengan lagu dan suara orang arab. Jauhilah lagu/irama ahlkitab dan orang orang fasiq. Nanti akan ada orang datang setelahku membaca Alquran seperti menyanyi dan melenguh, tidak melampau tenggorokan mereka. Hati mereka tertimpa fitnah, juga hati orang yang mengaguminya.
(HR. Tarmidzi)
《 PENJELASAN 》
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
اقرؤُوا القرآنَ بلُحونِ العربِ و أصواتِها ، و إيَّاكم و لحونَ أهلِ الكتابَيْن و أهلِ الفِسقِ ، فإنَّه سيجِيءُ بعدِي قومٌ يُرَجِّعُون بالقرآنِ ترجيعَ الغناءِ و الرهبانيةِ و النَّوْحِ ، لا يُجاوزُ حناجرَهم ، مفتونةٌ قُلوبُهم وقُلوبُ الذين يُعْجِبُهُم شَأْنُهُمْ الراوي: حذيفة بن اليمان
"Bacalah al-Quran dengan lagu/irama dan suara orang Arab. Janganlah kalian (membacanya) dengan lagu/irama dua ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dan juga dengan lagu/irama orang-orang fasiq. Sesungguhnya sepeninggalku akan muncul suatu kaum yang mendendangkan bacaan al-Quran sebagaimana lagu yang disenandungkan oleh para rahib dan para peratap. Tidaklah bacaan mereka itu mencapai kerongkongan mereka. Hati mereka terfitnah, demikian juga hati orang-orang mengagumi keadaan mereka" (HR. Ath-Thabrani dalam al-Ausath II/154/1 dan al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman V/2406).
Para ulama telah menilai derajat hadits ini sebagai hadits yang dho'iif, munkar dll karena banyak periwayatnya yang majhul (tidak dikenal), ditolak dll. Lihat kesimpulan hukum hadits tersebut dari para ulama di bawah ini :
1- الألباني - المصدر: ضعيف الجامع - الصفحة أو الرقم: 1067
خلاصة حكم المحدث: ضعيف
2 - ابن الجوزي - المصدر: العلل المتناهية - الصفحة أو الرقم: 1/118
خلاصة حكم المحدث: لا يصح
3 - الذهبي - المصدر: تلخيص العلل المتناهية - الصفحة أو الرقم: 42
خلاصة حكم المحدث: [فيه] أبو محمد مجهول [وفيه] حصين الفزاري ليس بعمدة
4 - الألباني - المصدر: تخريج مشكاة المصابيح - الصفحة أو الرقم: 2148
خلاصة حكم المحدث: إسناده ضعيف
5 - الطبراني - المصدر: المعجم الأوسط - الصفحة أو الرقم: 7/183
خلاصة حكم المحدث: لا يروى هذا الحديث عن حذيفة إلا بهذا الإسناد تفرد به بقية
6 - الهيثمي - المصدر: مجمع الزوائد - الصفحة أو الرقم: 7/172
خلاصة حكم المحدث: فيه راو لم يسم وبقية أيضا
7 - ابن حجر العسقلاني - المصدر: نتائج الأفكار - الصفحة أو الرقم: 3/223
خلاصة حكم المحدث: غريب
8 - الزيلعي - المصدر: تخريج الكشاف - الصفحة أو الرقم: 2/216
خلاصة حكم المحدث: ضعيف
9 - Lihat juga Kitab An-Naafilah fil-Ahaadiits adh-Dha’iifah wal Baathilah 1/19 oleh asy-Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini
Anggapan bahwa seni lagu al-Qur’an disamakan dengan nyanyian-nyanyian Arab adalah tidak benar, karena lagu al-Qur’an memiliki corak dan gayanya tersendiri. Sesuai dengan bentuk dan corak ayat-ayatnya serta mengikut kehendak huruf-huruf dan lafadznya yang telah termaktub dalam ilmu tajwid. Berbeda dengan lagu-lagu Arab, Syair, Qasidah, dan lagu-lagu nasyid.
Adapun segala bentuk lagu selain dari lagu al-Qur’an, biasanya memiliki unsur-unsur Tamtit, Tar’id, Tarqis, Ta’suf, dsb. Atau dengan kata lain bahwa lagu-lagu tersebut selalu terselit unsur-unsur tarian, terhenti-henti dan mempersulit sebutan, dsb. Unsur-unsur demikian tidak terdapat di dalam lagu al-Qur’an, bahkan dilarang keras membaca al-Qur’an dengan cara demikian.
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
“Tujuan yang dituntut dalam membaca al-Qur'an secara syari'at adalah membaguskan suara yang dapat membangkitkan semangat untuk merenungi dan berusaha memahami kandungan al-Qur'an, khusyu’ dan penuh dengan ketundukan serta kepatuhan terhadap perintahnya. Sedangkan suara dengan intonasi model baru, yang disusun sesuai dengan tangga nada, olah suara yang melalaikan, serta aturan-aturan yang dikenal di dunia musik, maka al-Qur’an bersih dari intonasi model ini. Al-Qur'an terlalu suci dan agung untuk diperlakukan seperti itu. Dan telah datang dalil as-Sunnah yang telah menyampaikan larangan membaca dengan model tersebut” (lihat Kitab Fadhaa'il al-Qur'an dengan tahqiq dan takhrij oleh Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini al-Atsari).
Wallahul Muwaffiq (NUB)
Ane kutip dr WA ustadz aniev as'ad
Ust Itang Rusmana, Lc:
✅ فقد روى الترمذي أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «اقرءوا القرآن بلحون العرب وأصواتها، وإياكم ولحون أهل الكتاب والفسق، فإنه سيجيء بعدي أقوام يرجعون بالقرآن ترجيع الغناء والنوح لا يجاوز حناجرهم، مفتونة قلوبهم وقلوب الذين يعجبهم شأنهم».
✅ Bacalah Alquran dbengan lagu dan suara orang arab. Jauhilah lagu/irama ahlkitab dan orang orang fasiq. Nanti akan ada orang datang setelahku membaca Alquran seperti menyanyi dan melenguh, tidak melampau tenggorokan mereka. Hati mereka tertimpa fitnah, juga hati orang yang mengaguminya.
(HR. Tarmidzi)
《 PENJELASAN 》
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
اقرؤُوا القرآنَ بلُحونِ العربِ و أصواتِها ، و إيَّاكم و لحونَ أهلِ الكتابَيْن و أهلِ الفِسقِ ، فإنَّه سيجِيءُ بعدِي قومٌ يُرَجِّعُون بالقرآنِ ترجيعَ الغناءِ و الرهبانيةِ و النَّوْحِ ، لا يُجاوزُ حناجرَهم ، مفتونةٌ قُلوبُهم وقُلوبُ الذين يُعْجِبُهُم شَأْنُهُمْ الراوي: حذيفة بن اليمان
"Bacalah al-Quran dengan lagu/irama dan suara orang Arab. Janganlah kalian (membacanya) dengan lagu/irama dua ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dan juga dengan lagu/irama orang-orang fasiq. Sesungguhnya sepeninggalku akan muncul suatu kaum yang mendendangkan bacaan al-Quran sebagaimana lagu yang disenandungkan oleh para rahib dan para peratap. Tidaklah bacaan mereka itu mencapai kerongkongan mereka. Hati mereka terfitnah, demikian juga hati orang-orang mengagumi keadaan mereka" (HR. Ath-Thabrani dalam al-Ausath II/154/1 dan al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman V/2406).
Para ulama telah menilai derajat hadits ini sebagai hadits yang dho'iif, munkar dll karena banyak periwayatnya yang majhul (tidak dikenal), ditolak dll. Lihat kesimpulan hukum hadits tersebut dari para ulama di bawah ini :
1- الألباني - المصدر: ضعيف الجامع - الصفحة أو الرقم: 1067
خلاصة حكم المحدث: ضعيف
2 - ابن الجوزي - المصدر: العلل المتناهية - الصفحة أو الرقم: 1/118
خلاصة حكم المحدث: لا يصح
3 - الذهبي - المصدر: تلخيص العلل المتناهية - الصفحة أو الرقم: 42
خلاصة حكم المحدث: [فيه] أبو محمد مجهول [وفيه] حصين الفزاري ليس بعمدة
4 - الألباني - المصدر: تخريج مشكاة المصابيح - الصفحة أو الرقم: 2148
خلاصة حكم المحدث: إسناده ضعيف
5 - الطبراني - المصدر: المعجم الأوسط - الصفحة أو الرقم: 7/183
خلاصة حكم المحدث: لا يروى هذا الحديث عن حذيفة إلا بهذا الإسناد تفرد به بقية
6 - الهيثمي - المصدر: مجمع الزوائد - الصفحة أو الرقم: 7/172
خلاصة حكم المحدث: فيه راو لم يسم وبقية أيضا
7 - ابن حجر العسقلاني - المصدر: نتائج الأفكار - الصفحة أو الرقم: 3/223
خلاصة حكم المحدث: غريب
8 - الزيلعي - المصدر: تخريج الكشاف - الصفحة أو الرقم: 2/216
خلاصة حكم المحدث: ضعيف
9 - Lihat juga Kitab An-Naafilah fil-Ahaadiits adh-Dha’iifah wal Baathilah 1/19 oleh asy-Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini
Anggapan bahwa seni lagu al-Qur’an disamakan dengan nyanyian-nyanyian Arab adalah tidak benar, karena lagu al-Qur’an memiliki corak dan gayanya tersendiri. Sesuai dengan bentuk dan corak ayat-ayatnya serta mengikut kehendak huruf-huruf dan lafadznya yang telah termaktub dalam ilmu tajwid. Berbeda dengan lagu-lagu Arab, Syair, Qasidah, dan lagu-lagu nasyid.
Adapun segala bentuk lagu selain dari lagu al-Qur’an, biasanya memiliki unsur-unsur Tamtit, Tar’id, Tarqis, Ta’suf, dsb. Atau dengan kata lain bahwa lagu-lagu tersebut selalu terselit unsur-unsur tarian, terhenti-henti dan mempersulit sebutan, dsb. Unsur-unsur demikian tidak terdapat di dalam lagu al-Qur’an, bahkan dilarang keras membaca al-Qur’an dengan cara demikian.
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
“Tujuan yang dituntut dalam membaca al-Qur'an secara syari'at adalah membaguskan suara yang dapat membangkitkan semangat untuk merenungi dan berusaha memahami kandungan al-Qur'an, khusyu’ dan penuh dengan ketundukan serta kepatuhan terhadap perintahnya. Sedangkan suara dengan intonasi model baru, yang disusun sesuai dengan tangga nada, olah suara yang melalaikan, serta aturan-aturan yang dikenal di dunia musik, maka al-Qur’an bersih dari intonasi model ini. Al-Qur'an terlalu suci dan agung untuk diperlakukan seperti itu. Dan telah datang dalil as-Sunnah yang telah menyampaikan larangan membaca dengan model tersebut” (lihat Kitab Fadhaa'il al-Qur'an dengan tahqiq dan takhrij oleh Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini al-Atsari).
Wallahul Muwaffiq (NUB)
Ane kutip dr WA ustadz aniev as'ad
No comments:
Post a Comment